Kamis, 18 November 2021

Flash Fiction: Ah, Mama

 Ah, Mama

Evelyne Tanugraha

 

Sampai hari ini, belum ada satu pun yang bisa kulihat, selain gelap. Tetapi rasanya sangat nyaman. Aku berayun-ayun lembut, ke kanan dan ke kiri. Detak jantung Mama sangat menenangkan.

Suara Mama merdu, aku sering mendengarnya saat berbicara dengan orang lain. Aku ingin diajak ngobrol juga, Ma.

Mama pasti sangat cantik. Aku tidak sabar ingin cepat bertemu Mama, melihat senyum manis Mama, serta merasakan pelukan dan dekapannya yang hangat.

Ma, di sini sudah sempit. Aku tidak bisa bergerak bebas lagi. Bahkan untuk menggeliat saja, aku takut menyakiti Mama. Tetapi aku semakin bahagia, karena itu artinya sebentar lagi harapanku akan terwujud. Aku bisa melihat Mama dan merasakan kecupannya di keningku.

Ah, Mama ... Aku ingin segera melihat keindahan dunia bersamamu dan mendengar suara Mama mengajariku segalanya.

Aduh! Kenapa badanku terasa panas? Ya ampun! Tolong aku, Ma. Napasku sesak. Aku tidak bisa bernapas. Tolong, Ma. Panas …

Mama ... Apakah Mama tidak menginginkanku?

  ***

 Flash Fiction ini sudah terbit dalam Antologi berjudul Colorful Journey.