Jumat, 23 November 2012

PERAYAAN ULANG TAHUN TOBI


PERAYAAN ULANG TAHUN TOBI
Isi cerita: Suatu ketika untuk merayakan ulang tahun Tobi, Vina, sahabat Tobi mengundang teman-teman mereka untuk dapat merayakan kebahagiaan di hari jadi Tobi, sahabat baiknya. Undangan sudah dibagikan, dan tiba hari perayaan ulang tahun Tobi, teman-teman Vina datang denngan senang dan bahagia, tak luput dari penampilan yang berbeda dari biasanya. Pakaian baru, dandanan yang ok punya, dan Vina yang sudah mempersiapkan segalanya, mengajak teman-teman untuk menikmati segala yang ada di tempat perayaan ulang tahun. Mereka melihat penampilan-penampilan hasil kreatifitas masing-masing orang, saling bertukar kado, dan menikmati berbagai hidangan yang disajikan.
Tak jauh dari tempat perayaan, yang begitu meriah, ada seorang anak laki-laki yang nampak murung, tidak menikmati perayaan layaknya anak-anak lain yang begitu riang gembira. Anak laki-laki itu hanya bisa mengintip di balik tembok. Sesekali ia tersenyum, tapi tak lama kemudian kembali lagi ia menghela nafas dan duduk termenung. Terpancar dari raut wajahnya bahwa ia sangat ingin masuk ke dalam dan ikut merayakan pesta yang begitu meriah.
Tak lama kemudian, ada seorang bapak yang kebetulan lewat dan merasa heran dengan kejadian yang sedang berlangsung saat itu. Singkat cerita, bapak itu akhirnya tau bahwa anak laki-laki yang termenung di depan ruangan ternyata si Tobi yang berulang tahun. Peringatan ulang tahun tanpa mengundang yang sedang berulang tahun. Hal ini sepertinya aneh, memang. Tapi tanpa disadari, demikian pula kekristenan seringkali ketika merayakan natal, untuk merayakan ulang tahun Yesus, acapkali orang-orang lupa mengundang Yesus untuk masuk dalam perayaan, apalagi untuk masuk dalam hati. Orang-orang cnderung asyik menikmati perayaan yang meriah, yang menggembirakan, tanpa disadari, Yesus sedang duduk di depan ‘pintu’ dan sangat sedih karena kehadiranNya sebagai yang berulang tahun nampaknya tak diharapkan.


Drama:
PERAYAAN ULANG TAHUN TOBI
Pemeran:
Narator : Elyne
Sie Konsumsi 1 : Angela
Kado 1 : Anton
Lainnya: anak2 SM
Vina : Vivi
Sie Konsumsi 2 : Lili
Kado 2 : Ayu
Musik : Ko David –solo Q’bot
Reni : Iin
Usher 1 : Susan
LCD : Ricky

Tobi : Rendy
Usher 2 : Ciwi
Reka :


BABAK I
Iringan Musik riang ; LCD mendukung untuk menggambarkan suasana ceria
Narator        : Suatu hari....  kala pagi menjelang siang, Vina terlihat gembira menghampiri setiap orang yang ditemuinya. Vina ingin mengundang banyak orang untuk ikut berbahagia dalam perayaan ulang tahun sahabatnya. Wah.... bagaimana ya perayaan ulang tahun sahabat Vina kali ini....
Vina             : (berjalan dengan riang membagi-bagikan undangan kepada setiap orang yang ditemui, termasuk jemaat yang sedang menyaksikan drama) Jangan lupa datang ya... acaranya seru dech... kalo ga datang ntar kecewa, lho... heheheh... ya.. ya.. ya.... jangan lupa datang yaaa.................
                     (sambil memegang sisa undangan yang belum dibagikan, terlihat senang dan bangga) Wah.... ulang tahun Tobi tahun ini pasti seru, dech... aku yakin. Aku sudah pesan gedung buat ngerayain acaranya, aku juga sudah susun rapi semua acaranya, makanan... yang pasti uenaaaakkkkk, bahkan udah kusiapkan juga door prize nya..
                     (Terlihat menulis-nulis sesuatu dan menghitung undangan yang masih tersisa)
Reni            : (menghampiri Vina yang sedang sibuk dengan undangan dan kertas-kertasnya. Dengan agak berteriak) Viiinnn...!!! denger-denger kamu mau ngadain acara ulang tahunnya Tobi ya..?? Wah... di mana, Vin..? berapa undangan yang udah kamu bagi..? kira-kira berapa yang datang..? nanti acaranya apa..? ada door prizenya juga..? wah.. wah.. omong-omong makannya apa, nich..????? (sembari asyik menikmati cemilan di tangannya, Reni memberondong pertanyaan pada Vina tanpa tarikan nafas)
                     (Vina mendengar celotehan Rina dengan terbengong-bengong)
Vina             : (Mengibaskan tangan di depan muka Rina) Hush..!! Apa-apaan sich. Kaya polisi aja. Nanya tu atu-atu. Ga liat apa kalo aku lagi sibuk. Nich ya...(Lenje menunjukkan ‘berkas-berkas kerjaan’) aku itu lagi ngurusin pesta ulang tahunnya Tobi. Sehari ini aku udah muter-muter bagi undangan. Aku udah nyusun acara sebagus-bagusnya, udah kusiapkan semua lah, pokoknya. Kamu kalo mau tau, nich... (kasih undangan ke Rina) ni undangan buat kamu. Jangan sampe ga datang, yo. Ajak pacarmu... biar rame.
Reni            : Waaahhh.... aku pasti datang, Vin.. Masa ada perayaan ulang tahun aku ga datang... apalagi ada makan-makannya... slurp.... (membersihkan liur di janggutnya)
Vina             : Heyeh... makanan aja yang kamu pikir, Rin...
Reni            : Hehehehehe... udah ach. Aku mau cari baju dulu, Vin. Sampe ketemu besok ya... trims buat undangannya... byeee... (pergi keluar, melambaikan tangan ke arah Vina)
Vina             : Yooo.... (setelah Rina pulang, Vina menelpon) halo... mas... gimana dekornya..? makanannya juga udah, kan..?? wah.. . siipp... makasih ya.... (menutup telpon)
                     Siiiipppp... semua sudah beres... dekor udah kelar, makanan udah dipesan, dan pasti undangan juga udah dibagi... mantaaapppp..... tahun ini, aku pasti siapkan yang mengesankan. Karna aku mau semua yang datang terkesan dengan pesta ulang tahun Tobi... (menyimpan kembali kertas-kertasnya dan berjalan keluar) –Lampu dimatikan-
BABAK II
Setting : Di gedung perayaan ulang tahun Tobi, beberapa tamu undangan sudah memenuhi ruangan dan saling bersenda gurau menyatakan kegembiraannya. Terlihat juga mereka saling memamerkan baju yang digunakan dan kado yang dibawanya.
(Iringan musik Selamat ulang tahun...) LCD menayangkan Film keramaian pesta
Narator        : Tepat pada hari ulang tahun Tobi, semua orang nampak riang berada pada posisinya dengan bagiannya masing-masing..... –Lampu warna-warni dinyalakan-  Penerima tamu sibuk dengan buku tamunya dan souvenir yang harus dibagikan..... Bagian konsumsi sibuk dengan nampan yang penuh berisi macam-macam pengisi perut.......Bagian pengatur kado terlihat sersan dalam menyusun bingkisan....... Demikian juga para tamu undangan........ mereka  tak mau kalah sibuk dengan penampilan... dan menikmati setiap acara yang ditampilkan serta makanan dan minuman yang disajikan.
                     (setiap orang dengan posisinya masing-masing memerankan tepat pembacaan yang dilakukan oleh narator)
Semua peserta menampilkan gerak dan lagu : “Dari Pulau dan Benua” ; LCD suasana pesta dimatikan
 Setelah menyanyi, semua peserta keluar melalui pintu di mimbar, LCD kembali menayangkan Film keramaian pesta
Narator        : Pesta perayaan ulang tahun yang sangat meriah...... semua orang terlihat bahagia dengan dirinya dan situasi saat itu. Eh,... tunggu... sepertinya tidak semua...
(Musik mellow instrument....) –Lampu agak redup-
(tobi masuk dan duduk termenung di sebelah sound)
Narator        : ada yang sangat aneh di sana... tak jauh dari tempat Vina dan kawan-kawan bergembira.... siapa dia.....????? Sepertinya dia terlihat sedih..... Tapi.... kenapa dia sedih..??? kenapa dia tidak ikut bergembira bersama dengan yang lain..?? Lho... kan seharusnya semua ikut bergembira.... harusnya semua ikut merasakan kebahagiaan.....  siapa dia...???????
Tobi             : (menyanyikan Lagu “I’m dreaming of a white Christmas” – suara: Ruly) LCD ditampilkan tanpa suara, dengan speed yg diperlambat.
                     (kembali duduk termenung. Sesekali mengintip –melihat- ke arah layar LCD, kemudian berjalan mondar mandir dengan langkah gontai dan sedih)
                     Perayaan itu meriah banget.... aku pengeeennn banget ikut di sana..... tapi.... sepertinya udah ga ada lagi tempat dan waktu buat aku.... huh..... aku di sini aja, Lah... (kembali duduk termenung)
Kak Reka     : (Ketika hendak masuk ke R.pesta, terkejut melihat ada anak laki-laki duduk termenung di luar ruangan. Jalan melintas di depan Tobi. Sesekali ikut menengok ke dalam ruangan yang diintip Tobi -R.pesta-) Lhah...!!!! koQ kamu di luar...?? kenapa ga ikut masuk..? bukannya teman-teman kamu sekarang sedang.....
Tobi             : (memotong ucapan Kak Reka) Nah... itu dia, Kak... aku sendiri juga bingung... Vina, sahabat aku... dia yang ngerayain tapi aku ga berani masuk... karena sepertinya mereka sudah sangat gembira dengan apa yang ada dalam acara itu. Jadi menurutku, biar aku tunggu sampai semua selesai dan aku akan menemui mereka satu per satu... yach... (menghela nafas) Itupun kalo mereka masih menyisakan waktunya untuk aku... (kembali lesu menundukkan kepalanya)
Kak Reka     : Wah.... ga bisa gitu, ach... Ayo... kamu ikut aku... biar aku beri kejutan mereka. Hal yang sangat penting... seseorang yang paling penting dalam sebuah acara yang penting. Karena bagaimanapun, kamu adalah yang harus ada di sana. Tanpa kamu, perayaan itu kosong... tak bernilai... tanpa arti... sia-sia...
(Kak Reka dan Tobi berjalan keluar stage, -Lampu matikan- musik menghentak..!!)
BABAK III
Setting : Ruangan pesta yang ramai
-Lampu warna-warni menyala bergantian-suasana pesta-
Narator        : Sungguh kejadian yang sangat ironis... tapi siapa sebenarnya anak laki-laki itu...??? Setelah bertemu dan berbincang berdua dengan Kak Reka, anak laki-laki itu sepertinya sedikit mendapat celah untuk bisa masuk ke dalam pesta tersebut. Dan benarkah pesta yang nampaknya sudah meriah.. akan menjadi lebih berarti dan bernilai dengan kehadiran anak laki-laki itu...???
(Semua peserta pesta, kecuali Vina. masuk dengan gaya masing-masing, kado dan makanan serta minuman.)
Kak Reka     : (Masuk ke tengah kerumunan anak-anak) Selamat malam, semuanya...
Semua         : Malam jugaaa....
Reni            : Wah.... Langsung aja pak.. makanan dan minumannya udah tersedia. (mencomot cemilan di tangannya sambil dengan gaya cueknya menunjuk meja hidangan)
Kak Reka     : Terimakasih. Tapi saya datang ke sini bukan untuk sekedar menikmati hidangan. Ada hal penting yang perlu saya sampaikan.
Lili               : Hal penting..???? (terkejut)
Kak Reka     : Ya... hal penting yang sangat berharga. Sebelumnya saya mau katakan bahwa acara yang terseleggara malam ini, bisa bisa dikatakan sangat meriah. Saya merasa bangga bisa mendapat bagian dalam acara yang sangat berkesan malam ini. Tapi satu hal... ijinkan saya bertanya... sebenarnya, acara malam ini milik siapa..???
Angela         : Ya pasti milik kami Lah, Pak...
Ayu             : Emangnya ada apa...?? Vina udah merancangkan pesta ulang tahun Tobi sedemikian berkesannya. Apa ada yang kurang..??? (menanggapi Reka dengan ketus)
(semua kumpul mendekat ke arah Reka)
Kak Reka     : Begini... malam ini kita bersama-sama merayakan ulang tahun Tobi. Tapi sadarkah kita... adakah seseorang di antara kita mengingat dan menghadirkan Tobi di tengah-tengah kita malam ini...???
Semua         : (Terkejut, saling bertatapan)
Kak Reka     : Perayaan ulang tahun Tobi, semeriah apapun itu, tak akan pernah bernilai tanpa kehadiran Tobi, yang berulang tahun di tengah-tengah perayaan... sekarang... Tobi ada di tengah-tengah kita... maukah kita membuka tangan kita untuk menyambut kehadiran Tobi...??? maukah kita menerima Tobi sebagai seseorang yang paling utama dalam acara malam ini...??
Semua         : Mauuuuu...!!!!! Tobiii...!!!!! Selamat Ulang Tahuuuunnn....!!!! (semua memberi salam pada Tobi)
Vina             : Wuaahh... sekarang acara kita malam ini lengkap sudah. Gimana kalo kita lanjutkan di taman belakang..??? acara kita pasti tambah muntaaapppppp....!!!
Semua         : Setujuuu.....!!!!! (Semua keluar stage melalui pintu samping mimbar)
Kak Reka     : (Tertawa kecil sembari menghela nafas) Hunh... Lucu juga ya.... merayakan ulang tahun... tapi yang dirayakan ulang tahunnya ga diundang... justru tamu undangannya malah pada asyik sendiri menikmati semua yang tersajikan..... Hah.... ada-ada aja...... (Keluar stage -Lampu mati-)
Narator        : Nah..... drama singkat yang dipersembahkan anak-anak sekolah minggu malam ini kiranya menyadarkan kita... kala kita merayakan natal... yang notabene merayakan kelahiran Yesus,... hunh.... jangan-jangan kita sibuk dengan semua yang tersajikan atau kita sendiri yang tengah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, tanpa kita tau dan peduli dengan kehadiran Yesus sebagai pribadi yang menyempurnakan...
-Lampu warna warni dinyalakan-
-Penari Jinggle Bells Rock masuk-

Rabu, 21 November 2012

Perantauan


Aku melihat satu persatu mereka telah pergi
mengakhiri berjuta cerita, berjuta kisah dalam perjalanan hidup.
Sebuah kebahagiaan dalam titik akhir seorang musafir.
Ribuan air mata berurai tanpa batas dalam mengiring akhir cerita para pendahulu..
Menjadi pertanda rasa hampa dalam kalbu...
Mereka telah mencetak sebuah kisah mendebarkan, mengharukan, memberi inspirasi dan motivasi.
Satu persatu memberikan jalan cerita perantauan yang bervariasi...
Satu demi satu...
Satu demi satu...
Satu demi satu...
Hingga suatu saat waktu ku dan waktu mu...
Akankah perantauan kita menjadi sebuah kisah indah yang membekas...?

Sabtu, 03 November 2012

PoLa Asuh MenentUkaN

Jika anak dibesarkan dengan celaan,
maka ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
maka ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,
maka ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
maka ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
maka ia belajar mengendalikan diri
Jika anak dibesarkan dengan motivasi,
maka ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan kelembutan,
maka ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,
maka ia belajar percaya
Jika anak dibesarkan dengan dukungan,
maka ia belajar menghargai diri sendiri
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya
-Dorothy Law Nollte –

Jumat, 26 Agustus 2011

HaRakiRi

Harakiri adalah bunuh diri yang dilakukan oleh para kesatria Jepang, harakiri dilakukan karena merasa malu telah gagal dalam melaksanakan tugas atau tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Memang bangsa Jepang sangat menghargai ‘budaya’ harakiri ini, sehingga orang yang melakukan harakiri kematiannya pun tidak dianggap hina dan nista, tetapi dipandang sebagai kesatria sejati yang rela menghabisi nyawanya demi eksistensinya sebagai kesatria. Namun, harakiri yang dikenal di Jepang, kini telah terjadi di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia, tetapi sayang esensi harakiri ala Indonesia berbeda dengan esensi harakiri yang dipahami oleh orang Jepang.

Indonesia sebagai negara yang terkenal dengan sikap ketuhanannya, agamais, dan dengan demikian menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan. Namun dalam kenyataan seperti itu, angka bunuh diri yang terjadi di Indonesia termasuk dalam kategori mengkwatirkan. Pelakunya pun beragam, mulai yang dilakukan oleh orang tua, dewasa, remaja, anak-anak, kaya, miskin, berpendidikan, dan sebagainya.

Fenomena bunuh diri yang terjadi di Indonesia, khususnya yang dilakukan oleh remaja atau pelajar, memunculkan keprihatinan bagi penulis dan mungkin juga bagi setiap orang yang perduli dengan remaja. Bertitik tolak dari keprihatinan tersebut, maka penulis memilih fenomena ini untuk diteliti. Sebagai seorang mahasiswa Kristen penulis berkeinginan untuk memberikan sumbangsih terhadap usaha pencegahan bunuh diri di kalangan pelajar, melalui pendekatan pendidikan.

Dalam penelitian tersebut, penulis menemukan beberapa faktor yang penyebab terjadinya bunuh diri di kalangan pelajar. Pertama, psikologis, kedua, sosiologis, ketiga, genetik, keempat, pendidikan yang berorientasi pada pencapaian nilai (kuantitas) bukan bukan pada pengembangan peserta didik secara holistik (kualitas).

Senin, 22 November 2010

Faith Like Potatoes

Frank Rautenbach leads a strong cast as Angus Buchan, a Zambian farmer of Scottish heritage, who leaves his farm in the midst of political unrest and racially charged land reclaims and travels south with his family to start a better life in KwaZulu Natal, South Africa. With nothing more than a caravan on a patch of land, and help from his foreman, Simeon Bhengu, the Buchan family struggle to settle in a new country. Faced with ever mounting challenges, hardships and personal turmoil, Angus quickly spirals down into a life consumed by anger, fear and destruction. Based on the inspiring true story by Angus Buchan the book was adapted for the big screen by Regardt van den Bergh and weaves together the moving life journey of a man who, like his potatoes, grows his faith, unseen until the harvest. Written by Frans Cronje

This inspiring true story of a rugged South African farmer, Angus Buchan, is set in the turbulent hills of the KZN Midlands. Angus' manic quest for material success is slowly transformed into a wild love for God and people, as he wrestles with faith, hope, natural disasters and tragic personal loss. Written by anon.

Selasa, 09 November 2010

Lu aja bisa, masa Gua ga bisa??!!

“sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu”

Satu kalimat menarik, yang berisi sebuah kata yang ndak asing, dan bahkan topi SD kita pun melambangkan kata itu. Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani…

Kata TELADAN, memang sangat sering kita dengar. Dan sadar ga sadar, kita pun dituntut untuk menjadi teladan bagi siapapun, di manapun dan kapanpun kita berada.

Kata TELADAN sendiri bagi saya bersifat subyektif. Apa yang dapat saya teladani dari seseorang, berbeda dengan apa yang si ‘A’ teladani dari orang yang sama. Meskipun sama-sama kita meneladani seorang yang sama.

Dan pada kesempatan sore ini, saya akan membagikan apa yang sedang saya teladani dari ‘sesosok’ yang sering disebut ALLAH.

Berdasar ayat yang kita telah baca tadi, dalam, secara keseluruhan kalo ga salah, ayat dan perikop ini sering dibahas ketika akan berbicara mengenai melayani dan bukan dilayani. Tapi kali ini, secara reflektif dan subyektif saya mau membagikan apa yang ALLAH teladankan dan sedang saya teladani yang pun sangat berat bagi saya secara pribadi,:”Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” ALLAH meneladankan kasih bukan hanya memberi teladan sebuah kasih. Tapi DIA sendiri Lah kasih itu. Namun Bagi saya kata mengasihi masih sangat abstrak. Dan hal konkrit yang menjadi perefleksian saya dan mau saya ajak kita untuk sama-sama belajar, bahwa Dia pernah mengatakan “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang kata ini menjadi teladan dari DIA, sebagai bukti kasih yang sering digembar gemborkan orang Kriten, yang sedang saya teladani dan merupakan hal yang sangat berat. Ga gampang untuk bisa menerima orang lain. Apalagi orang lain itu memiliki prinsip yang benar-benar berbeda, memiliki latar belakang yang “ANCUR” menurut kita, apalagi ketika orang itu memiliki kehidupan yang bertolak belakang dari apa yang menurut kita benar.

Ada seorang tokoh yang sering kita dengar, tokoh ini banyak musuhnya. Banyak yang ga suka karena menurut kebanyakan orang,.. dan mungkin juga menurut kita sekarang, bahwa profesi dan kelakuannya sangat-sangat menyebalkan dan merugikan.

Ketika Tuhan Yesus mau datang makan bersama di rumahnya, semua orang bersungut-sungut dan mengatakan "Ia menumpang di rumah orang berdosa."

Ada juga perumpamaan yang Dia bagikan pada murid2Nya mengenai seorang yang abis2an diserang para penyamun, yang sering dikenal dgn kisah orang samaria yang baik hati.

Melalui dua kisah ini, yang mau saya sampaikan, bahwa merasa diri benar bahkan paling benar, adalah salah satu hambatan untuk kita bisa menerima orang lain. Jadi, kita harus selalu sadar bahwa di dunia ini semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

Yang kedua, kita ga mau menempatkan diri pada posisi orang yang tidak bisa kita terima.

Yang ketiga, jangan-jangan kita belum menerima kasih dari Allah secara utuh dalam hidup kita..??? atau kita ga ngerasa kalo Allah menerima kita apa adanya…???? koQ sampe-sampe kita ga bisa menerima orang laen…????

“Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.”

Kamis, 04 November 2010

Genggaman tanGan

Dalam sebuah keheninGan...
aku beLajar memahami arti sebuah genggaman tanGan...
Ketika kedua tanGan saLing menggengam...
KembaLi aku meRasakan kehanGatan mengaLir daLam tubuhku..
Seakan kesatuan daLam diri teLah menjadi utuh...

Rabu, 13 Oktober 2010

...I need U...

Ketika aku menGinGatmu entah kenapa air mataku menetes...
Banyak kesaLahan yang teLah aku Lakukan dan itu menyakitimu...
Tanpa aku saDaRi, haL itu akan mengGoRes Luka yang daLam di hatimu...
Ketika aku menyadaRinya pun, tak kuasa aku membendung rasa pedih itu...

Banyak hal tak pernah mampu kuketahui mengenai isi hatimu...
Apa peRasaanmu padaku...
Akankah perasaan itu menjadi Lebih baik ataukah akan semakin membuRuk...?
Aku takut kau membenciku...
Aku takut kau membenci diRimu...

JanGan peRnah kamu benci aku...
Aku berkorban segaLanya demi kamu...
Mungkin kamu beLum tau...
Tapi aku yakin suatu saat kamu kan tau rasaku padamu...
Perjuanganku untuk mempeRtahankanmu...
PergumuLanku untuk membeLa kebeRadaanmu...

Tak seoRangpun kan tau apa yang ada daLam hatiku...
Bahkan diriku pun tak paham benaR mengenai rasa ku...
Aku membutuhkanmu...
Aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu.....

Suatu saat ketika kau membaca tuLisanku ini mungkin kau anggap hanYa sebuah buaLan semata..... Tapi toLong kau pahami... iniLah rasa sebenaRnya yang ada daLam hatiku... bagiku, semua yang aku Lakukan adaLah bukti cintaku padamu...

Aku mencintaimu.....