Tampilkan postingan dengan label Resensi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Resensi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 18 April 2013

Pelatihan Mendongeng 1

Beberapa waktu yang lalu, aku mendapat kesempatan untuk
memberi pelatihan mendongeng bagi sales dan marketing di erlangga.
jujur, pada awalnya aku kebingungan mencari jembatan antara sales dan mendongeng...
hingga aku coba tanya ke kak agus ds, sebagai profesional dongengers,
dan kemudian aku tanya papaku, sebagai profesional sales... hahahay...
hingga akhirnya aku menemukan sedikit hal yang bisa menjadi jembatan,
yakni mengenai kelincahan speak para sales yang perlu ditingkatkan supaya
omset lebih melonjak...
nah..... jembatan itu yang akhirnya aku jadikan makalah singkat,
kemudian aku powerpointkan langsung.
monggo lho.. kalo temen-temen mau ngunduh....
langsung aja di klik di sini...
atau bisa di download langsung di sini...
kemudian ikuti aja panduannya...
salam.....
Ni sedikit hadiah yang kupersiapkan sebagai ciri khas ku....


Dan ini susunan nomor undian yang kupersiapkan untuk mereka...

Ini ketika mereka persiapan maju berdasar nomor urut....
 





Ini penampilan mereka satu persatu.............








Dan acara kemudian ditutup dengan foto bersama...
Salaaammmm......















Rabu, 28 Juli 2010

Extraordinary Measures

John Crowley (Brendan Fraser), seorang eksekutif sebuah perusahaan farmasi, tergesa-gesa pulang dari kantor demi menghadiri pesta ulang tahun anak perempuannya, Megan.

Megan, gadis kecil berusia delapan tahun itu, ternyata menderita penyakit langka yang sering disebut pompe.

Penyakit itu mengakibatkan semua otot dan saraf tubuh, termasuk otot organ penting seperti jantung, paru-paru, dan hati, rusak.

Karena penyakitnya itu, Megan terpaksa menggunakan kursi roda. Ironisnya, bukan hanya Megan yang menderita penyakit langka tersebut. Sang adik, Patrick, juga merasakan hal yang sama.

Hanya kakak tertua mereka, John Jr, yang normal. Hingga saat ini, belum ditemukan satu pun obat yang bisa mengobati pompe. Bisa dibayangkan betapa sedih John dan istrinya, Aileen, menghadapi kenyataan pahit itu.

Apalagi dari hasil diagnosis dokter, diketahui bahwa Megan tidak akan bertahan lama. Berbagai penelitian terus dilakukan John untuk menemukan obat dari penyakit mematikan itu.

Hingga suatu ketika John bertemu dengan dokter Robert Stonehill yang sedang melakukan eksperimen pengembangan enzim sebagai obat.

Dokter paro baya berkelakuan urakan yang diperankan oleh Harrison Ford itu menyatakan bahwa penelitiannya hanya sebatas teori dan terbentur masalah dana.

Hasil penggalangan dana yang dilakukan John rupanya tidak cukup menutupi pembangunan laboratorium penelitian. Robert kemudian mengusulkan agar mereka membuat perusahaan sendiri dan menarik investor.

Ternyata upaya itu pun belum cukup karena biaya riset dan penelitian terus membengkak. Dengan keahliannya di bidang bisnis, John mengajukan merger dengan perusahan farmasi besar, Zymagen.

Namun, seorang kepala riset, dokter Kent Webber, tidak menyukai Robet dan meminta agar Robert dikeluarkan dari tim.

Enzim itu akhirnya berhasil ditemukan. Sayangnya, sekali lagi dengan alasan konflik kepentingan pribadi dan perusahaan, Kent menolak permohonan John agar obat itu diujicobakan kepada kedua anaknya.

John pun dipecat. Hangat dan Ringan Film ini diangkat dari kisah nyata yang dialami John Francis Crowley, seorang eksekutif dan wirausaha bioteknologi Amerika Serikat (AS).

Pada 1998, dua anaknya, Megan dan Patrick, didiagnosis menderita penyakit genetika langka yang disebut pompe.

Kisahnya lalu diprofi lkan oleh jurnalis Geeta Anand di harian The Wall Street Journal. Pada 2006, Geeta menuliskan kisah itu ke dalam buku berjudul The Cure: How a Father Raised $100 Million – And Bucked the Medical Establishment – In a Quest to Save His Children.

Harrison Ford yang juga menjadi salah satu produser pelaksana lalu mengangkat kisah Crowley itu ke dalam film.

Film Extraordinary Measures dibesut oleh Tom Vaughan yang terkenal lewat film komedi What Happens in Vegas pada 2008.

Baik Brendan, Harrison, maupun Keri Russel yang berperan sebagai Aileen menampilkan akting yang cukup baik meski bukan performa terbaik mereka.

Makna dan pesan yang terkandung dalam film ini disampaikan dengan hangat, ringan, dan cukup jelas, yakni perjuangan dan kasih sayang orang tua demi menyelamatkan buah hati mereka, apa pun risiko dan halangannya.

http://dhi.koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=51635

Senin, 08 Maret 2010

The Blind Side

Kisah ini dimulai dengan Michael Oher, seorang remaja keturunan Afrika Amerika, yang diambil dari pengasuhan ibunya waktu kecil karena ibunya seorang pecandu narkoba. Tidak berprestasi di sekolah, Michael berprestasi di bidang olah raga, khususnya football. Singkat cerita, seseorang yang sementara menampungnya, mendaftarkan Michael pada sebuah sekolah swasta. Pada saat itulah nasib mempertemukannya dengan keluarga Leanne Tuoy, seorang perempuan berkulit putih, yang juga menyekolahkan anak-anaknya di sana.

Keluarga Leanne Touy menerima Michael sebagai anggota keluarga mereka. Setelah pindah ke rumah Leanne, prestasi Michael mulai seimbang di bidang akademis maupun di bidang olah raga karena bantuan seorang tutor yang disediakan Leanne. Menjelang tamat SMA, tawaran beasiswa dari berbagai universitas mulai berdatangan karena kehandalannya sebagai posisi offensive tackle dalam tim football sekolahnya.

Film ini kaya dengan penggambaran realitas sosial di Amerika Serikat, di mana ras masih kerap menjadi pengganjal dan pemisah antarwarga. Walaupun pujian menghujani film ini untuk pengangkatannya mengenai isu rasial, namun tak pelak, muncul berbagai komentar yang mengkritik penggambaran tokoh berkulit putih sebagai pahlawan bagi rekannya yang berkulit hitam.


-THE BLIND SIDE-

Remember the Titans

Dalam mitologi Yunani, Titan adalah kekuatan besar yang mengendalikan jagad raya. Oleh karena itu, segala hal yang menggunakan namanya harus mampu menunjukkan dominasi untuk mengendalikan yang lain. Tak terkecuali bagi TC Williams, sebuah sekolah menengah di kawasan Alexandria, Virginia yang memiliki klub sepakbola (rugby), Titans.

Pada tahun 1971, Sekolah yang senantiasa menjaga tradisi berprestasi dalam sepakbola ini tengah berupaya "mengendalikan" sekolah menengah lainnya lewat kompetisi tahunan sepakbola khas Amerika alias rugby.

Sepakbola (rugby) adalah segalanya bagi TC Williams juga bagi masyarakat kota Alexandria. Setiap pertandingan rugby dalam tingkat lokal pun kerapkali dirayakan secara meriah melebihi perayaan hari-hari libur nasional atau Natal sekalipun dan tentu saja berhasil masuk tim Titans merupakan kebanggaan bagi pemain dan keluarga.

Sebagai sekolah pembauran yakni tempat bersatunya warga kulit hitam dan kulit putih, upaya TC Williams memenangkan kompetisi menjadi impian yang sulit diwujudkan. Terlebih pada masa ini, perseteruan antara warga kulit hitam dan putih di Alexandria sebagaimana kota-kota lain di Amerika sering terjadi. Perlakuan diskriminatif terhadap warga kulit hitam terus terjadi, kehidupan mereka seolah-olah hanya berada dalam dua kondisi, penghinaan dan putus asa.

Namun, hambatan-hambatan ini sekaligus kesempatan emas bagi Herman Boone (Denzel Washington - Malcolm X, Hurricane, The Siege), pelatih kulit hitam asal South Carolina yang ditunjuk dewan sekolah sebagai pelatih kepala Titans, untuk membuktikan bahwa Titans mampu mengatasi semuanya dan menjuarai kompetisi.

Dibantu asisten pelatih kulit putih Bill Yoast (Will Patton The Client, OK Garage, In The soup), Boone dengan gaya kepelatihan yang terkesan otoriter secara perlahan mulai menanamkan rasa kebersamaan diantara para pemain Titans. Bagi Boone, Titans itu hanya satu. Tak ada hitam, putih, atau warna lainnya. Titans hanya dibedakan atas dua, menyerang dan bertahan.

Berhasilkah Boone dan Yoast membawa Titans menjuarai kompetisi?

-REMEMBER THE TITANS-