Tampilkan postingan dengan label ReFLekZi_2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ReFLekZi_2. Tampilkan semua postingan

Jumat, 18 April 2014

Bloody RoaR

Mungkin penggalan kata yang aneh untuk sebuah judul tulisan yang diterbitkan pada malam Jumat Agung...

Malam yang sekarang sunyi...
Hanya detakan jam mengiringi hentakkan tuts keyboard di laptop
namun tak sesepi dalam pikiranku...
Terngiang ada banyak jeritan di sana sini...
Erangan tertahan menandakan kesakitan yang mendalam...
Teriakan tawa di mana-mana...
Suara besi yang mengoyakkan daging...
hingga mengucurkan darah....
dan mungkin juga nanah...
Suara tangisan perempuan di sudut jalan....
Suara isak tangis para lelaki.... di sana...

Tak tertahankan air mata saat halaman edit blog mulai terpenuhi dengan rentetan huruf...
yang mengisahkan jeritan dari dalam hati...
Hanya ucapan syukur atas semua anugerah yang sudah diberikanNya bagi ku...
Anugrah yang tak memandang rupa...
Anugrah yang tak memandang hina...
Dia telah rela dihinakan demi mengganti hina ku...
Dia yang telah rela dihukum demi menanggung hukuman ku...
Dia yang telah rela dipermalukan demi menanggung malu ku...
Dia yang tertatih-tatih menuju 'tempat pembantaian'...

Thank`s GOD....
for Your Grace....
for Your Cross....

It's not just a Story...
It's not just a Tale...
It's just about.....LOVE....!!!!

JESUS LOVE ME..!!!
JESUS LOVE YOU..!!!
JESUS LOVE US..!!!!!!!





John 3:16 "For God so loved the world, that He gave His only begotten Son, that whoever believes in Him should not perish, but have eternal life."



Rabu, 21 November 2012

Perantauan


Aku melihat satu persatu mereka telah pergi
mengakhiri berjuta cerita, berjuta kisah dalam perjalanan hidup.
Sebuah kebahagiaan dalam titik akhir seorang musafir.
Ribuan air mata berurai tanpa batas dalam mengiring akhir cerita para pendahulu..
Menjadi pertanda rasa hampa dalam kalbu...
Mereka telah mencetak sebuah kisah mendebarkan, mengharukan, memberi inspirasi dan motivasi.
Satu persatu memberikan jalan cerita perantauan yang bervariasi...
Satu demi satu...
Satu demi satu...
Satu demi satu...
Hingga suatu saat waktu ku dan waktu mu...
Akankah perantauan kita menjadi sebuah kisah indah yang membekas...?

Sabtu, 03 November 2012

PoLa Asuh MenentUkaN

Jika anak dibesarkan dengan celaan,
maka ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
maka ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,
maka ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
maka ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
maka ia belajar mengendalikan diri
Jika anak dibesarkan dengan motivasi,
maka ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan kelembutan,
maka ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman,
maka ia belajar percaya
Jika anak dibesarkan dengan dukungan,
maka ia belajar menghargai diri sendiri
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan,
maka ia belajar menemukan kasih dalam kehidupannya
-Dorothy Law Nollte –

Selasa, 09 November 2010

Lu aja bisa, masa Gua ga bisa??!!

“sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu”

Satu kalimat menarik, yang berisi sebuah kata yang ndak asing, dan bahkan topi SD kita pun melambangkan kata itu. Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani…

Kata TELADAN, memang sangat sering kita dengar. Dan sadar ga sadar, kita pun dituntut untuk menjadi teladan bagi siapapun, di manapun dan kapanpun kita berada.

Kata TELADAN sendiri bagi saya bersifat subyektif. Apa yang dapat saya teladani dari seseorang, berbeda dengan apa yang si ‘A’ teladani dari orang yang sama. Meskipun sama-sama kita meneladani seorang yang sama.

Dan pada kesempatan sore ini, saya akan membagikan apa yang sedang saya teladani dari ‘sesosok’ yang sering disebut ALLAH.

Berdasar ayat yang kita telah baca tadi, dalam, secara keseluruhan kalo ga salah, ayat dan perikop ini sering dibahas ketika akan berbicara mengenai melayani dan bukan dilayani. Tapi kali ini, secara reflektif dan subyektif saya mau membagikan apa yang ALLAH teladankan dan sedang saya teladani yang pun sangat berat bagi saya secara pribadi,:”Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.” ALLAH meneladankan kasih bukan hanya memberi teladan sebuah kasih. Tapi DIA sendiri Lah kasih itu. Namun Bagi saya kata mengasihi masih sangat abstrak. Dan hal konkrit yang menjadi perefleksian saya dan mau saya ajak kita untuk sama-sama belajar, bahwa Dia pernah mengatakan “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang kata ini menjadi teladan dari DIA, sebagai bukti kasih yang sering digembar gemborkan orang Kriten, yang sedang saya teladani dan merupakan hal yang sangat berat. Ga gampang untuk bisa menerima orang lain. Apalagi orang lain itu memiliki prinsip yang benar-benar berbeda, memiliki latar belakang yang “ANCUR” menurut kita, apalagi ketika orang itu memiliki kehidupan yang bertolak belakang dari apa yang menurut kita benar.

Ada seorang tokoh yang sering kita dengar, tokoh ini banyak musuhnya. Banyak yang ga suka karena menurut kebanyakan orang,.. dan mungkin juga menurut kita sekarang, bahwa profesi dan kelakuannya sangat-sangat menyebalkan dan merugikan.

Ketika Tuhan Yesus mau datang makan bersama di rumahnya, semua orang bersungut-sungut dan mengatakan "Ia menumpang di rumah orang berdosa."

Ada juga perumpamaan yang Dia bagikan pada murid2Nya mengenai seorang yang abis2an diserang para penyamun, yang sering dikenal dgn kisah orang samaria yang baik hati.

Melalui dua kisah ini, yang mau saya sampaikan, bahwa merasa diri benar bahkan paling benar, adalah salah satu hambatan untuk kita bisa menerima orang lain. Jadi, kita harus selalu sadar bahwa di dunia ini semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

Yang kedua, kita ga mau menempatkan diri pada posisi orang yang tidak bisa kita terima.

Yang ketiga, jangan-jangan kita belum menerima kasih dari Allah secara utuh dalam hidup kita..??? atau kita ga ngerasa kalo Allah menerima kita apa adanya…???? koQ sampe-sampe kita ga bisa menerima orang laen…????

“Sekalipun ayahku dan ibuku meninggalkan aku, namun TUHAN menyambut aku.”

Kamis, 26 Agustus 2010

RamaLan....???


Saya mendapati sebuah bacaan mengenai ramaLan..
Bukan sebuah haL baRu ketika kita mendengar kabar mengenai ramaLan.
Apapun itu... akan mengundang pro dan kontra sebagian masyarakat... yang mengikuti kabar tersebut, tentunya..

ramaLan yang unik yang saya dapati ketika tersusun sangat sistematis oleh si penulis..
seoLah-olah merupakan sebuah sejarah yang... hanya jika kita membacanya di taun terakhir runtutan ramaLan tersebut.. sayangnya taun di mana kita hidup sekarang menjadi uRutan peRtama dari rangkaian sejarah... (yach,.. namanya juga ramaLan... )

ok... seteLah saya membaca berurutan, dan sampai pada bagian akhir saya mendapati sebuah kaLimat.....
"...kemampuannya melihat masa depan karena bantuan makhluk gaib yang mendampinginya dan membisikkan padanya tentang apa yang akan terjadi. Tapi Vanga tidak bisa menjelaskan dari mana makhluk gaib itu berasal. Makluk gaib itulah yang memberinya informasi tentang orang atau apapun yang akan terjadi atau telah terjadi....."

Sang penulis menyatakan bahwa si peramal mendapat bisikan dari roh gaib...
Saya menjadi cuRiga...
kecurigaan saya berangkat dari beberapa artikel mengenai ramal-meramal dalam artikel-artikel yang boleh saya dapatkan beberapa waktu lalu...

Hal itu menyatakan bahwa ketika kita mempercayai ramaLan, berarti kita menyerahkan kehidupan kita di tangan si pembuat ramaLan dalam arti si gaib yang menjadi 'pembimbing' sekaligus 'penasehat' si peRamaL...
dan andai yang ter-ramaL semuanya terjadi, beRaRti si gaib beRhasiL mengarahkan dan men-skenario-kan kehidupan kita...

WOW...!! that's so amaZing..!
maksudku, andai kita semua, kebanyakan oRang dengan kompak untuk tidak menyetujuinya...? hmm... saya yakin hanya kehendak BAPA sajaLah yang pasti akan teRjadi..... ^-^
hmmm.. hm... hm....

Perlu kita perhatikan dengan seksama... bahwa sudah jeLas dan sangat jeLas tertuLis dan sering kita dengar pun patut serta peRlu bahkan wajib kita yakini, bahwa rancanganNya adaLah rancanGan damai sejahteRa dan bukan rancanGan keceLakaan untuk mendatangkan hari depan yang penuh haRapan...