Naskah ini sudah pernah Kak Elyne bawakan bareng teman-teman tim panggung boneka dan satu teman kak Elyne yang super duper centil, yaitu si Cherry.
Berhubung tahun ini tema natal dari PGI adalah "Cinta Kasih Kristus yang Menggerakkan Persaudaraan" (1 Petrus 1:22), Kak Elyne mau share naskah ini di sini, ya. Silakan teman-teman pakai jika dirasa sesuai. Naskah akan dimulai dari sinopsis, outline, dan pembagian dialog.
NB: Bagian yang Kak Elyne kosongkan, silakan diisi sesuai kebiasaan daerah setempat, yah.
***
SINOPSIS
Dua orang kakak beradik namanya Sasha dan Bono. Mereka mempunyai sifat yang sangat berbeda. Sasha, anak perempuan baik, ramah, suka memberi, dan berbagi. Sedangkan si Bono kasar, cuek, tidak mau peduli orang-orang di sekitarnya.
Suatu ketika, sekolah minggu mereka mengadakan retreat. Setiap anak diminta membayar minimal 50rbu. Orangtua Sasha dan Bono meminta mereka menyisihkan uang saku untuk pembayarannya. Sasha dengan mudah menyetujui, sedangkan Bono berat hati.
Sasha berhasil menabung lebih dari jumlah minimal, sedangkan uang Bono kurang. Sasha tergerak untuk membantu Bono agar bisa ikut, tetapi di sisi lain, Sasha teringat satu teman barunya, yang tidak seberuntung dirinya. Akhirnya, tiba hari pembayaran, Sasha merelakan diri tidak ikut kegiatan demi Bono dan teman barunya.
Ternyata, Sasha tetap bisa ikut karena Tuhan tahu ketulusan hatinya, melalui Mama. Akhirnya pendaftaran Sasha dibayarkan dan Sasha Bono sekaligus teman barunya bisa mengikuti retreat bersama-sama dengan bahagia.
Babak I
Mama – Sasha ; Sasha – Bono
Diawali perbincangan Mama dengan Sasha tentang retreat anak sekolah minggu di ……… selama dua hari satu malam. Setiap anak dikenakan biaya minimal 50 ribu untuk transport, penginapan, acara, tiket masuk, dll.
Kegiatan itu masih diadakan dua bulan lagi, Mama meminta Sasha dan Bono untuk menabung. Sasha mengiakan, kemudian menyampaikan pesan itu ke Bono. Dengan berat hati dan ngomel, mau ibadah kok dibuat susah. Apa susahnya Mama kasih uang, kita bayar, lunas. Uang jajan sedikit, masih disuruh menabung untuk ikut acara.
Sasha mencoba memberi pengertian kepada Bono, bahwa itu merupakan bukti keseriusan dalam beribadah. Bono belum bisa menerima, bagi dia keseriusan beribadah itu ketika datang dengan hati yang serius, nggak boleh terlambat, dll.
Babak II
Bono – Sasha
Diawali Bono kesal, ngomel-ngomel karena seminggu lagi uang itu harus terkumpul, tapi uang jajan Bono selalu habis, sehingga tidak mungkin dia bisa melunasinya, alhasil dia harus batal ikut.
Sasha datang sambil bernyanyi …………… Bono ngomel ke Sasha, tanya bagaimana hasil tabungannya dan minta tolong Sasha untuk membujuk Mama agar mau melunasi uang pendaftaran mereka berdua. Sasha bersyukur karena uang tabungannya sudah cukup, tetapi dia mau membantu salah satu temannya, anak panti asuhan. Bono ngamuk, pergi.
Sasha merasa serba salah, bingung dengan apa yang harus dilakukan.
Babak III
Sasha – Bono ; Mama – Sasha
Bono ketawa-ketawa mengejek Sasha, karena gara-gara Sasha sok baik, akhirnya Sasha sendiri tidak bisa mengikuti acara itu. Sasha merasa yang dilakukan sudah benar. Sasha menceritakan tentang Lina yang sudah tidak punya siapa-siapa, kalau dia bisa ikut, pasti lebih bahagia. Sedangkan dirinya sendiri (Sasha) cukup senang di rumah dan membantu Mama. Bono mengejek-ejek Sasha sambil meninggalkan tempat.
Sasha monolog meyakinkan diri sendiri sudah melakukan hal yang benar, orang samaria tidak memandang siapa yang dia tolong, bahkan merelakan segalanya demi menolong seseorang yang tidak dia kenal. Mama mendekati Sasha, dan meyakinkan kalau yang dia lakukan sudah benar. Mama berjanji retreat esok Sasha bisa ikut karena Mama yang akan membayar pendaftaran Sasha.
Sasha berterima kasih.
Tuhan tidak tutup mata dengan apa yang kita perbuat untuk orang lain. Terlebih lagi jika itu dilakukan dengan kasih.
=======================
BERBAGI KASIH
BABAK I
Narator : Di sebuah kota kecil nan cuantik tinggallah seorang mama dengan dua orang anaknya yang bernama Sasha dan Bono. Meski mereka bersaudara, Sasha dan Bono mempunyai sifat yang sangat berbeda. Untuk menjelaskan perbedaannya saja, bisa habis, waktuu ini. Jadi untuk lebih jelasnya ... Cekidoott …
Sasha : Ma, sudah baca poster yang ada di gereja?
Mama : Poster?
Sasha : Yang acara retreat itu lho, Ma.
Mamak : Wah, Mama enggak sempat baca. Ada pengumuman apa, Sha?
Sasha : Oh, begini, Ma. Dua bulan lagi, akan diadakan retreat di …………… selama dua hari satu malam, dan semua anak sekolah minggu diharapkan bisa ikut.
Mama : O, ya?
Sasha : Iya, Ma. Dan tadi ibu guru menambahkan, bahwa uang pendaftarannya enggak jadi seratus ribu. Cukup tiap anak membayar minimal 50 ribu.
Mama : Lho, kenapa begitu?
Sasha : Katanya supaya anak-anak bisa mendaftar dengan uang tabungannya sendiri. Sedangkan kalau seratus ribu dalam dua bulan, kan, susah.
Mama : Wah, bagus itu, Sha. Jadi kapan uang itu harus dibayarkan?
Sasha : Seminggu sebelum acara, diusahakan uang itu sudah dibayar lunas, Ma.
Mama : Hmmm … acaranya masih dua bulan lagi kan, ya?
Sasha : Iya, dua bulan kurang seminggu, Ma.
Mama : Tertawa Mama setuju tuh.
Sasha : Jadi Sasha sama Bono boleh ikut kan, Ma?
Mama : Lho, ya boleh banget. Menabung dari sekarang, ya.
Sasha : Siap, Ma.
Mama : Turun
*** Bono muncul ***
Sasha : Hei, Bono!
Bono : Eh, Sasha, kamu sudah bilang Mama?
Sasha : Retreat kita, kan? Sudah, dong.
Bono : Bukan itu aja. Tentang uang pendaftarannya gimana?
Sasha : Itu juga aman, Bono. Tenang saja.
Bono : Asyik. Jadi kapan Mama kasih uangnya ke kita?
Sasha : Lho, kok Mama?
Bono : Lhoh, iya dong. Mama setuju, kan?
Sasha : Mama setuju kita ikut acara itu, dan Mama juga setuju kita menabung untuk membayar pendaftaran.
Bono : Astaga!! Kamu bilang itu ke Mama?
Sasha : Iya.
Bono : Sashaaaaa… Uang jajan kita aja cuma tiga ribu, sehari. Aku pernah dapat lima ribu, sih. Hasil menyisipkan uang persembahan ke kantong celanaku. Tapi kan ….
Sasha : Hah? Jadi kamu enggak persembahan, ya?
Bono : Hush! Bukan enggak. Aku selalu persembahan, kok. Kita kan wajib mengembalikan punya Tuhan. Tapi, waktu persembahanku itu dua lembar dua ribuan, yang satunya ketinggalan di kantong. Uang jajanku jadi lima ribu, kan?
Sasha : Astaga, Bono. Itu enggak boleh!
Bono : Udah, udah. Gimana nasib kita setelah ini, dong? Lima puluh ribu itu banyak.
Sasha : Bisa. Sisihkan uangmu seribu satu hari, pasti bisa.
Bono : Seribu? Jajanku??
Sasha : Ayo, kita pasti bisa, Bono. Enggak ada salahnya berkorban buat Tuhan.
Bono : Berkorban apanya? Mau ibadah saja kok susah banget, sih.
Sasha : Aku belajar dulu, ah. Daaa Bonooo ….
(turun)
Bono : Ah! Mama enggak perhatian. Masa anak mau ibadah enggak didukung. Hah!!
(turun)
BABAK II
Narator : Nah, udah klen tengok kan, cemana kelakuan si Bono, cemana pula si Sasha. Bono tak mau menabung, padahal untuk acara dia juganya. Retreat anak sekolah minggu. Bah! Nah … nah … Cemana kisah Bono selanjutnya, ini? Penasaran kali, aku. Kita tengok sama-sama lagi lah. Cekidoot …
Bono : Hah! Sekarang sudah hari ke-44, dan tabunganku baru ada 30 ribu. Artinya, dalam satu minggu ini, aku harus bisa mengumpulkan 20 ribu?! Astaga!! Gimana caranya? Enggak jadi ikut? Oh, tidak! Tapi gimana, ini??
*** Sasha muncul sambil bernyanyi ***
Bono : Heh! Diam, Sha! Semua gara-gara kamu, ini!
Sasha : Aku? Aku salah apa?
Bono : Coba waktu itu kamu minta uang ke Mama. Kita enggak perlu susah nabung, dan sampai hari ini, uang ak masih kurang 20 ribu. Kamu kepengin aku enggak ikut, ya??
Sasha : Heh … heh … apa sih, kok marah-marah ke aku?
Bono : Iya, lah!!
Sasha : Bono, uang jajan kita sama, dan ternyata sampai hari ini, uang aku sudah berlebih, kok.
Bono : Ah, kamu pasti minta Mama untuk menambahi uangmu, kan? Bagi aku!
Sasha : Eh, enggak bisa gitu, Bono. Aku rela enggak jajan, demi ikut acara itu. Nah, masih ada tujuh hari lagi, kalau kamu bisa menahan diri enggak jajan, uang kamu pasti terkumpul.
Bono : Enggak jajan? Kamu seneng kalau aku susah, ya??
Sasha : Bukan begitu, tapi ….
Bono : Dah, gini saja, uang kamu lebih berapa?
Sasha : Bono, uang aku berlebih 20 ribu, tapi aku sudah berjanji kepada diriku sendiri untuk membantu pendaftaran Lina.
Bono : Lina??
Sasha : Iya, temen kita yang baru itu, Bono.
Bono : Ah! Sok baik, kamu. Lebih mementingkan orang lain daripada saudaramu sendiri!! Terserah kamulah! Aku kesal!
(Turun)
Sasha : Bono!
Ya ampun … Aku harus gimana, sekarang? (turun pelan-pelan)
BABAK III
Narator : Nah … nah … nah … kan. Bono … bono. Kamu membuat Sasha kebingungan dan merasa serba salah. Seharusnya kamu bisa menabung, Bonooo … hanya menyisihkan seribu satu hari pun kau tak bisa. Ck … ck … ck … Bono, oh, Bono … Cemana lagi, sekarang?
Bono muncul tertawa, Sasha biasa aja, tapi Bono mengejek dan menertawakan Sasha.
Bono : Nah! Sekarang kamu sedih, kan? Enggak bisa ikut retreat minggu depan! Kamu sok baik, Sha! Kamu menabung selama ini cuma untuk mendaftarkan Lina? Sasha … Sasha …
Sasha : Itu sudah janji aku, Bono. Dan aku yakin apa yang aku lakukan sudah benar.
Bono : Ya, kamu benar. Benar-benar sok baik! Memangnya kamu enggak kepengin ke ……………?
Sasha : Sebenarnya aku kepengin banget, bisa ikut retreat bersama teman-teman semua, Bono. Tapi apa menurutmu Lina enggak kepengin?
Bono : Ya ampun, Sasha. Kalau dia kepengin, biar aja dia nabung sendiri, kenapa kamu yang menabung buat dia?
Sasha : Bono, gimana dengan kamu?
Bono : Yah … tapi … kamu kan saudara aku, harus membantu aku, dong!
Sasha : Itu dia. Lina itu teman aku, dan dengan uang jajan tiga ribu sehari saja, kamu enggak bisa mengumpulkan 50ribu dalam dua bulan. Lalu bagaimana cara Lina menabung dengan uang jajannya yang hanya seribu, satu hari? Itu pun kadang dia rela enggak jajan karena harus berbagi dengan ketiga adiknya.
Bono : Ah, itu kan derita dia, dong. Memangnya dia siapa?
Sasha : Enggak bisa begitu. Dia teman aku, teman kita, Bono.
Bono : Dia anak baru, Sasha!!
Sasha : Enggak jadi alasan untuk aku enggak bantu dia, Bono.
Bono : Trus, liburan esok apa yang akan kamu lakukan?
Sasha : Sama mama.
Bono : Di rumah saja?
Sasha : Iya, mungkin. Tapi pasti banyak hal lain yang bisa aku kerjakan dengan Mama di rumah.
Bono : Ah, aneh kamu, Sha! Udah ah, terserah kamu! Bye!! (turun)
Sasha : monolog. Bono, kamu enggak tahu sih. Beberapa saat sebelum masuk kelas tadi, aku teringat kisah orang Samaria yang Baik Hati. Ketika dia bertemu seorang yang tidak dikenal sedang membutuhkan bantuan, orang Samaria ini mau berbagi kasih dengan orang asing itu. Bukan sedikit, yang dia berikan. Banyak. Banyak banget. Masa aku enggak bisa berbagi dengan Lina, temanku? Dia bukan orang asing.
*** Mama nongol ***
Mama : Sasha …
Sasha : Eh, ya, Ma.
Mama : Mama bangga sama kamu, Sha.
Sasha : Kenapa, Ma?
Mama : Tadi mama dengar yang kalian bicarakan, dan kamu sudah melakukan hal yang benar.
Sasha : Ah, Mama. Sasha hanya mau mengikuti teladan Sasha, Ma.
Mama : Apa kamu benar-benar enggak menyesal, sudah membantu Lina dan melunasi pendaftaran Bono?
Sasha : Em… Sasha … Sasha enggak menyesal kok, Ma. Justru Sasha senang bisa menemani Mama di rumah.
Mama : Bener?
Sasha : Iya, Ma.
Mama : Baiklah, karena kami enggak menyesal, Mama berjanji akan membayarkan pendaftaranmu, dan kamu tetap bisa pergi ikut acara itu.
Sasha : He? Serius, Ma?
Mama : Iya, dong.
Sasha : Aaaa … terima kasih, Mama!
*** Mama & Sasha turun ***
Bono : suara aja Ah, kalau akhirnya begini, harusnya aku yang berkorban buat Lina! Toh bisa berangkat juga, dan pasti aku terlihat lebih hebat!
Sasha : Hooo … tidak bisa, Bonooo…
Narator : Akhirnya … Memang, Tuhan tidak pernah tutup mata dengan apa yang kita perbuat untuk orang lain. Terlebih lagi jika itu dilakukan dengan kasih.
***
0 ComMenT:
Posting Komentar